Pontianak, 23 Desember 2025 — Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Pontianak menyelenggarakan kegiatan Diskusi Kontinue dengan topik “From Sacred Food to Halal Market: Dimensi Teologis Menjadi Komoditas Ekonomi”. Kegiatan yang berlangsung di Ruang Senat IAIN Pontianak ini menjadi forum akademik strategis untuk mendiskusikan keterkaitan antara nilai-nilai keagamaan, praktik sosial, dan dinamika ekonomi halal kontemporer.
Ketua Diskusi Kontinue FEBI, Dr. Ita Nurcholifah, MM, dalam sambutannya menyampaikan bahwa tema yang diangkat mencerminkan kebutuhan FEBI untuk membaca ekonomi syariah secara lebih kontekstual. Menurutnya, diskusi ini penting untuk memperluas horizon keilmuan dosen dan mahasiswa, terutama dalam memahami halal tidak semata sebagai norma hukum, tetapi juga sebagai sistem nilai yang beririsan dengan budaya, identitas sosial, dan pasar global. Ia menegaskan bahwa Diskusi Kontinue dirancang sebagai ruang refleksi ilmiah berkelanjutan yang relevan dengan pengembangan kurikulum dan riset FEBI.
Narasumber utama, Dr. Samsul Hidayat, MA, memaparkan bahwa dalam tradisi agama-agama, makanan sejak awal memiliki dimensi sakral—terkait ritual, etika konsumsi, dan pembentukan identitas komunal. Namun, dalam konteks modern, nilai sakral tersebut mengalami transformasi ketika memasuki ruang sosial dan ekonomi, khususnya melalui mekanisme sertifikasi, standardisasi, dan pasar halal. Ia menekankan bahwa proses komodifikasi halal tidak serta-merta menghilangkan legitimasi religius, selama tetap berada dalam koridor maqāṣid al-sharī‘ah dan etika bisnis Islam.

Lebih lanjut, Dr. Samsul Hidayat menyoroti studi kasus Singkawang sebagai contoh empiris bagaimana halal berfungsi sebagai soft power sosial dan ekonomi. Praktik sertifikasi halal oleh pelaku usaha non-Muslim, kolaborasi lintas etnik, serta pengembangan wisata halal menunjukkan bahwa halal dapat menjadi instrumen kohesi sosial sekaligus penggerak ekonomi lokal. Perspektif ini dinilai relevan bagi FEBI dalam mengembangkan kajian halal business, supply chain, UMKM, serta diplomasi kuliner berbasis toleransi.
Diskusi berlangsung interaktif dengan respons kritis dari peserta, yang menyoroti peluang dan tantangan pengembangan ekonomi halal di Kalimantan Barat. Melalui Diskusi Kontinue ini, FEBI IAIN Pontianak menegaskan perannya sebagai pusat pengembangan pemikiran dan inovasi ekonomi syariah yang tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga pada nilai, etika, dan keberlanjutan sosial.