Oleh: Dr. Samsul Hidayat, MA
Ahad Subuh, 22 Juni 2025, Masjid Ibnu Taimiyah, Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi, menjadi tempat istimewa bagi pelaksanaan pengajian subuh yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Melawi. Dalam suasana sejuk dan syahdu, jamaah berkumpul mengikuti pengajian bertema: “Dua Nama Tuhan, Satu Jalan Kesadaran: Saat Hidup Harus Dimulai dan Dihidupkan Kembali”. Tausiyah disampaikan oleh Dr. Samsul Hidayat, MA, penemu terapi Asmaul Husna yang telah dikenal luas sebagai pendekatan kontemplatif dalam memaknai nama-nama agung Allah swt.
Pengajian ini menjadi ruang refleksi mendalam bagi setiap peserta. Tidak hanya sebagai rutinitas ibadah, tetapi sebagai momen untuk merenungi kembali hakikat hidup dan kehadiran Allah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menyajikan makna dari dua nama Allah: Al-Mubdi’ (Yang Maha Memulai) dan Al-Hayy (Yang Maha Hidup), tausiyah ini menggugah kesadaran spiritual dan eksistensial.
Memulai Ulang dengan Al-Mubdi’
Dalam bagian pertama, Dr. Samsul Hidayat mengajak para jamaah untuk menyadari bahwa setiap manusia diberi kesempatan oleh Allah untuk memulai ulang. Kegagalan bukan akhir, dan kesalahan bukan penutup jalan. Allah sebagai Al-Mubdi’, tidak hanya memulai penciptaan semesta, tetapi juga membuka jalan bagi manusia untuk bangkit kembali dari kejatuhan.
“إِنَّهُۥ هُوَ يُبْدِئُ وَيُعِيدُ”
“Sesungguhnya Dialah yang memulai dan mengembalikan.” (QS Al-Buruj: 13)
Kita sering merasa putus asa, enggan kembali ke jalan yang baik setelah jatuh. Namun, Allah justru menanti kita untuk memulai ulang dengan niat baru. Dengan menyebut nama-Nya, seseorang bisa menemukan semangat yang hilang dan arah yang lurus.
Hidup yang Menyala dalam Nama Al-Hayy
Bagian kedua membahas nama Allah Al-Hayy, yang menunjukkan bahwa hidup bukan hanya soal napas, tetapi kesadaran. Banyak orang tampak hidup, namun jiwanya mati oleh rutinitas dan kehilangan makna. Dr. Samsul mengajak peserta merenung bahwa Allah adalah sumber kehidupan sejati, yang tidak pernah mati, dan dari-Nya segala kehidupan mendapat cahaya.
“وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱلْحَيِّ ٱلَّذِى لَا يَمُوتُ”
“Bertawakallah kepada Tuhan Yang Maha Hidup, yang tidak akan mati.” (QS Al-Furqan: 58)
Alhamdulillah, kita dihidupkan kembali setelah dimatikan. Maka sudah sepatutnya kita banyak bersyukur. Karena jadilah hidup yang menghidupkan. Kekuatan spiritual tidak lahir dari keadaan yang serba cukup, tetapi dari kesadaran bahwa kita masih diberi hidup untuk menjadi penerang.

Dampak dan Pesan yang Menguatkan
Peserta menyimak dengan khidmat, membiarkan makna demi makna meresap ke dalam batin. Bukan sekadar kajian ilmu, tetapi pengingat bahwa setiap diri punya hak untuk hidup kembali secara utuh—lahir dan batin.
Pengajian ini menjadi bukti bahwa Pimpinan Daerah Muhammadiyah Melawi konsisten menghadirkan kegiatan keagamaan yang mendalam dan relevan dengan dinamika kehidupan masyarakat. Masjid tidak hanya menjadi tempat shalat berjamaah, tetapi pusat pembinaan spiritual, pemurnian niat, dan pemulihan batin.
Setelah sesi tausiyah, acara dilanjutkan dengan salaman dan foto bersama di masjid yang megah dan asri ini. Suasana penuh kehangatan, tawa ringan, dan keakraban antarsesama jamaah memperkuat makna ukhuwah Islamiyah yang hidup dan menyegarkan.
Menutup dengan Kesadaran Bertauhid
Al-Mubdi’ dan Al-Hayy bukan hanya nama, tetapi ajakan untuk kembali pada keutuhan jiwa. Hidup ini tidak tentang seberapa jauh kita berjalan, tapi tentang seberapa sadar kita sedang berjalan bersama siapa.
“Jika kita sadar bahwa Allah Maha Memulai, maka tak ada hidup yang benar-benar gagal. Jika kita sadar bahwa Allah Maha Hidup, maka tak ada hati yang terlalu beku untuk disapa cahaya.”
Semoga kegiatan seperti ini terus menjadi suluh yang menyalakan semangat keberagamaan yang dalam, tenang, dan mencerahkan. Sebuah pengajian yang tidak hanya menambah ilmu, tapi menghidupkan kembali jiwa yang telah lama tertidur.
Catatan: Penulisan ini merupakan bagian dari literasi keislaman yang mendukung kegiatan dakwah bil hal dan pengembangan spiritual umat Islam kontemporer berkemajuan.