Peran Muhammadiyah dalam Mitigasi Bencana Perspektif Fiqh Bencana
Oleh Dr. Samsul Hidayat, MA
Wakil Ketua PW Muhammadiyah Kalbar
Mitigasi bencana merupakan tantangan global yang membutuhkan pendekatan yang holistik dan terintegrasi. Di negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim seperti Indonesia, ajaran agama memainkan peran penting dalam membentuk pemahaman dan respons masyarakat terhadap bencana. Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, telah mengembangkan pendekatan mitigasi bencana yang menggabungkan pengetahuan ilmiah dan ajaran Islam melalui konsep fiqh bencana.
Artikel yang berjudul "Faith-science transdisciplinary study: mitigating disasters in Muslim communities" (2024) oleh Yamesa Away dkk ini bertujuan untuk menganalisis peran Muhammadiyah dalam mitigasi bencana dari perspektif studi agama, dengan fokus pada bagaimana integrasi antara ilmu dan agama dapat menciptakan strategi mitigasi yang efektif dan relevan bagi komunitas Muslim.
Pendekatan Transdisipliner dalam Mitigasi Bencana
Muhammadiyah mengadopsi pendekatan transdisipliner yang menggabungkan perspektif ilmiah dan agama untuk mengatasi tantangan bencana. Pendekatan ini mencakup penggabungan pengetahuan ilmiah tentang risiko dan mitigasi bencana dengan ajaran Islam yang menekankan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi. Pendekatan ini tidak hanya menciptakan kerangka kerja yang komprehensif tetapi juga memberikan legitimasi agama yang kuat bagi strategi mitigasi bencana.
Namun, integrasi antara ilmu dan agama tidak selalu berjalan mulus. Konflik antara interpretasi agama dan temuan ilmiah dapat muncul, terutama ketika pendekatan sains modern mungkin tampak bertentangan dengan ajaran tradisional Islam. Oleh karena itu, penting bagi Muhammadiyah untuk terus mengembangkan dialog antara ulama dan ilmuwan untuk mengatasi potensi konflik ini dan memastikan bahwa strategi mitigasi bencana tetap relevan dan diterima oleh masyarakat.
Fiqh Bencana sebagai Landasan Teologis untuk Mitigasi Bencana
Fiqh bencana yang dikembangkan oleh Muhammadiyah memberikan landasan teologis yang kuat bagi upaya mitigasi bencana di komunitas Muslim. Fiqh ini menekankan bahwa bencana bukan hanya ujian dari Tuhan tetapi juga akibat dari tindakan manusia yang tidak menjaga keseimbangan alam. Oleh karena itu, manusia memiliki tanggung jawab untuk mempersiapkan diri dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi dampak bencana.
Fiqh bencana ini mencakup berbagai aspek, termasuk persiapan, respons, dan pemulihan pasca-bencana, semuanya berakar pada prinsip-prinsip Islam seperti tauhid, keadilan, dan tanggung jawab sosial. Namun, penting untuk mencatat bahwa penerapan fiqh ini tidak bersifat universal dan harus disesuaikan dengan konteks lokal. Misalnya, dalam komunitas dengan kondisi geografis atau sosio-kultural yang spesifik, pendekatan yang berbeda mungkin diperlukan untuk memastikan efektivitasnya.
Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat dalam Mitigasi Bencana
Pendidikan dan peningkatan kesadaran masyarakat adalah elemen kunci dalam mitigasi bencana, terutama dalam komunitas Muslim yang sering kali memiliki pandangan fatalistik terhadap bencana. Muhammadiyah telah berperan penting dalam mendidik masyarakat tentang pentingnya persiapan dan mitigasi bencana, menggunakan pendekatan yang menggabungkan ajaran agama dan ilmu pengetahuan.
Namun, tantangan yang dihadapi dalam mengubah sikap masyarakat yang fatalistik tidak boleh diabaikan. Muhammadiyah perlu mengembangkan strategi yang lebih efektif untuk mengatasi resistensi dari komunitas yang mungkin memandang bencana sebagai ketentuan ilahi yang tidak bisa dihindari. Hal ini dapat mencakup penggunaan narasi agama yang lebih positif dan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan mitigasi bencana.
Kesimpulan
Peran Muhammadiyah dalam mitigasi bencana di Indonesia menunjukkan bagaimana integrasi antara ilmu dan agama dapat menciptakan strategi yang lebih efektif dan relevan bagi komunitas Muslim. Pendekatan transdisipliner yang menggabungkan pengetahuan ilmiah dan ajaran Islam melalui fiqh bencana menawarkan kerangka kerja yang kuat untuk mitigasi bencana. Namun, untuk meningkatkan efektivitasnya, penting bagi Muhammadiyah untuk terus mengembangkan dialog antara ulama dan ilmuwan, serta mengatasi tantangan dalam pendidikan dan peningkatan kesadaran masyarakat. Melalui upaya ini, Muhammadiyah dapat terus berkontribusi secara signifikan dalam mengurangi dampak bencana di Indonesia, sekaligus memperkuat peran Islam sebagai agama yang relevan dan responsif terhadap tantangan kontemporer.
Referensi
Shalihin, R. R., Pradipta, L., & Yamesa Away, R. D. (2024). Faith-science transdisciplinary study: mitigating disasters in Muslim communities. Practical Theology, 1-12.
Print Version